Selasa, 06 November 2012

Kau Teteskan Air Mataku Sebelum Aku Tertawa

Minggu, 16 Mei 2010

10:30 WITA
Tidak spereti biasanya, aku berada di acara kawinan tapi serasa sepi. Seolah ada yang menggangu, Linglung seakan lupa mau berbuat sesuatu. Sampai akhirnya..
Seoarng memberi kabar cintaku perlu bantuan, karena sepertinya pujaan hati akan segera datang.

11:00 WITA
Aku hanya bisa tercekat, cintaku yang biasa tegar terlihat pucat,bermandikan peluh kadang mengeluh, meringis walau tak menangis..
Sungguh aku tak kuasa, ingin meninggalkan lalu cintaku dengan siapa, tetap bertahan hatiku pedih seolah merasakan penderitaan.

12:30 WITA
Dengan bantuan seorang bidan kau lahir tanpa suara, proses kehadiranmu kedunia meangakibatkan air mengisi paru-paru, dan bantuan ibu bidan semakin membuatku tersiksa.
Tidak tertahan lagi air mata ini mengalir, sambil memegang tangan cintaku aku bebisik "Berdo'a, hanya itu kekuatan kita".
Berusaha menahan panik meski didalam hati berontak. Sampai akhirnya, penantian mencapai batas, teriakan tangismu menenangkan pikiran.

12:15 WITA
Tak henti aku memandang, tak pudar bibir berhias senyuman "Selamat datang di dunia anakku, puaskan tangismu, umumkan pada dunia kau hadir untuk menaklukkannya".

Senin, 17 Mei 2010

15:00 WITA
Perjuanganmu ternyata belum usai. Keberadaanmu masih dipertaruhkan, dan aku beserta ibumu tidak akan berdiam diri. Opname jadi pilihan akhir.
Inkubator jadi tempat tidurmu sementara. Sedangkan kami ikhls tidur beralas lantai keramik asal jangan terpisah darimu.

Senin, 24 Mei 2010

11:00 WITA
Akhirnya kau bisa kembali. Tangisanmu disambut senyum lebar seisi rumah. Wajah kembalikan harapan sekeluarga. Kehadiranmu sudah dinantikan sembilan bulan lamanya.

Terima kasih tuhan, harapan kami tidak pernah luntur. Semua kejadian kami syukuri, kemampuan kami hanya KAU yang tahu. Karena keberadaan anak kami pun adalah kehendakMU.

anak pertama Hifzian

Alhamdulillah meskipun sempat mengkhawatirkan dan harus opname selama satu minggu di RS Ratu Zalekha, Martapura kelas ekonomi, kini Arkan Bayi sudah berubah menjadi Arkan kecil yang ceria, penuh canda, dan sering mengajak seisi rumah tertawa.

Teringat saat nenek saya berpesan saat Arkan di rawat, "Jangan menyesali berapapun uang yang dikeluarkan untuk biaya Arkan". Dan alhamdulillah dengan tanpa bantuan dari siapapun, meski bukan dari kalangan ekonomi mampu, saya bisa menyelesaikan administrasi dengan lancar. Berkat do'a seluruh keluarga, dan saat itu saya memang cukup yakin, berapapun yang nantinya harus dikeluarkan itu memang rezekinya Arkan yang saya pegang.

Arkan
Arkan dengan seragam sekolahnya
Diumurnya yang baru menginjak 2,5 tahun, Arkan terpaksa kami sekolahkan di PAUD (Pendidikan ANak Usia Dini) di desa, karena keinginannya sendiri. Arkan tertarik ingin sekolah karena sering melihat kakak sepupunya berangkat ke sekolah yang sama.

Kini seiring berambahnya umur Arkan, harapan kamipun ikut meningkat. Bukan cuma kesehatannya, kami berharap Arkan bisa menjadi anak yang pinar, bermanfaat, berbakti pada orang tua, berguna di masyarakat dan negara, serta tidak lupa kami ingin Arkan kuat iman dan taqwanya.


Description: Anak pertamaku, Muhammad Arkan Abqory Rating: 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan kawan sedusun berkomentar. Tapi ingat, harus berkaitan dengan artikel, No Live Link & No SARA No kata-kata PO**O dan tidak menautkan Link yang "berbahaya"