Rabu, 27 Juni 2012

Komedi Yang Pintar Dan Mendidik Itu Seperti Apa?

Olga kembali tersangkut masalah dengan KPI. Kali FPI yang melaporkan komedian yang juga seorang MC ini ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

kata-kata yang membuatnya di laporkan FPI ke KPI
Acara komedi menjadi hiburan yang pas untuk melepas penat. Setelah capek bekerja / belajar hampir seharian, acara yang bisa membuat tertawa bisa menjadi obat yang ampuh untuk menemani saat istirahat.

Namun apa jadinya ketika lelucon yang di lontarkan si komedian mengandung kata-kata yang menyakiti sebagian orang.

Itulah yang kembali terjadi pada Olga. Setelah sebelumnya di bulan Desember 2011 Olga berurusan dengan KPI akibat lawakannya yang di anggap merendahkan/menyakiti perasaan korban pemerkosaan, kali ini Olga di laporkan oleh FPI karena lelocun yang dia lontarkan mengandung sara.

"Lu Assalamu'alaikum terus ah, kayak pengemis lu". Kata-kata inilah yang kemudian kembali mendatangkan masalah. Lelucon yang sepintas merendahkan kalimat salam milik orang Islam. Seakan akan Olga menyatakan bahwa kalimat salam adalah milik seorang pengemis.

Disatu sisi, banyak orang yang bisa tertawa dengan lelucon yang di lontarkannya tersebut, namun disisi lain tidak sedikit yang mengaggap kata-kata lawakan yang dilontarkan Olga ini sangat tidak pantas.

Meskipun semua orang juga sadar, Olga tidak mungkin mengungkapkan kata-kata tersebut sebagai hinaan bagi (semua orang) yang mengucapkan salam, tetap saja kata-kata itu dirasa merendahkan bagi siapapun yang menjadikan salam sebagai adat kebiasaan. Karena seperti umat Islam ketahui, salam kepada saudara yang lain adalah sebuah keharusan. Salam menjadi pembuka kata yang paling pantas saat kita ingin bicara dengan orang lain. Bahkan ane sendiri sudah sejak lama membiasakan diri mengangkat telpon dari siapapun dengan mengganti kata "Hallo" menjadi "Assalamualaikum".

Ane sendiri menyayangkan, (bukan cuma Olga) banyak komedian yang menggunakan bahan lawakannya dari kekurangan fisik seseorang, dan lain sebagainya, yang "mungkin" tanpa dia sadari sudah menyakiti perasaan banyak penonton.

Mungkin disaat dia melontarkan sebuah kata yang merendahkan fisik seseorang atau juga mengandung SARA, para pelawak ini tidak bermaksud seperti yang dipikirkan mereka yang sakit hati dengan kata-kata tersebut. Tapi tetap saja, kata-kata tersebut terdengar seperti hinaan, bukan cuma bagi mereka yang fisiknya disinggung, mungkin juga bagi mereka yang punya keluarga atau juga teman dengan fisik seperti itu juga ikut merasakan "tersentil".

Si artis juga tidak bisa dilist ke daftar hitam begitu saja, rating tinggi dari acara yang ditempatinya menunjukkan animo besar masyarakat pada penampilannya. Jadi bukan cuma si artis yang harus di persalahkan. Kita yang dengan setia menunggu kehadirannya di depan layar telivisi juga mempunyai andil terus berlangsungnya dan berulangnya kesalahan yang sama.

Lebih bijak untuk menuntut perubahan perilaku dari yang bersangkutan. Tanpa menghilangkan ciri khas yang sudah melekat di hati penggemarnya, cukup dengan belajar untuk bisa tanpil pintar lagi. Bisa dengan belajar kepribadian mungkin, atau apapun caranya yang jelas tidak boleh lagi ada hati yang tersakiti akibat lelucon yang dibawakan.

Harus ada batasan jelas bagaimana caranya untuk menghilangkan jenis lawakan yang menyinggung seperti ini. Tapi bagaimana caranya supaya komedi itu bisa menjadi pintar dan mendidik? Ane yakin, orang-orang yang pinter dan punya wewenang dengan hal ini bisa mengambil kebijakan yang layak. Tidak menghilangkan acara komedi, tidak juga menghilangkan karakter para komedia tersebut, tapi bisa saja dengan sensor grafis atau apapun namanya, yang jelas tidak ada lagi masalah yang timbul dari kata-kata yang dilontarkan para penghibur ini.

Meskipun yang bersangkutan (Olga) sudah mengucapkan permohonan ma'afnya, masalah tidak akan hilang begitu saja. Luka tidak bisa kering dalam hitungan detik, apalagi luka datang dari pisau yang sama. Kecerobohan tidak boleh terulang lagi. Para komedian dituntut untuk lebih pintar dalam melontarkan kata yang bikin tertawa.

3 komentar:

  1. Setuju! Pelawak harus cerdas, pintar dan mendidik. Kalo perlu acara Orang Lucu Indonesia juga perlu diganti aja tuh! soalnya komentatornya saja yg merupakan komedian senior malah seringkali ngajarin dan saling mencela.. hadeeuuhhh.. mending nonton Tom & Jerry

    BalasHapus
  2. pelawak banci memang mulutnya cerewet...wkwkwk
    kapo lu ga.....

    BalasHapus
  3. maslahnya, jarang pelawak yang memperhatikan sisi kepintarannya. mereka selalu bertingkah bodoh dan memang bodoh.he

    BalasHapus

Silahkan kawan sedusun berkomentar. Tapi ingat, harus berkaitan dengan artikel, No Live Link & No SARA No kata-kata PO**O dan tidak menautkan Link yang "berbahaya"